Wednesday, August 19, 2009

diamku

Diamku …..
Tidak bisa mencairkan pertanyaan yang berbuku di sanubari,
Menjadi kumpulan bebatu tasik di kolam rasa,
Semakin lama diam ku tak mampu dipertahankan lagi,
Taatkala pelbagai warna warni kehidupan tercipta.

Dengan rimbunan pepohon kasih yang redup,
Disebalik hembusan sang bayu yang membelai,
Menerobos hingga ke kalbu.

Biar pun sinaran mentari hangat terasa,
Ianya menyegarkan segala kehidupan yang tercipta,
Rimbunan dedaunan yang luruh,
Terukir kata-kata sayang yang ditaburkan ,
Tanpa dipinta sebalik kegirangan fuad.

Aku hanya dapat merasakan ,
Tanpa mampu berkata walau sepatah,
Bicara yang diuntaikan menyegarkan rerumput gembira
Yang tumbuh melata,
Suara yang menyemarakkan impian ,
Setiap kezulmatan waktu tiba.

Taatkala menghitung lamunan pada lelangit kamar,
Terpancar sinaran pelangi yang datang dalam gelita,
Terasa malam terlalu singkat Untuk dinikmati …..

Syukur pada Ilahi kehadiran anugerah rasa,
Untuk dinikmati dan dihayati dengan sepenuh jiwa,
Sesungguhnya segala anugerah yang dikurniakan cuma sementara,
Hanya doa dan tawakalku padaNya bisa kuserahkan…
Ingin sekali kudekatiNya persembahkan rayuanku,
Agar anugerahNya mampu dirasai
Hingga ke akhir hayatku dengan izinNya.

No comments:

Post a Comment