Wednesday, August 19, 2009

kisah rumPUT

Pada suatu pagi di satu sekolah menengah, ada seorang pelajar bertanya pada seorang guru yang sedang mengajar. Ketika itu, guru tersebut sedang menyentuh mengenai kasih dan sayang secara am. Dialog di antara pelajar dan guru tersebut berbunyibegini :
Pelajar : Cikgu, macam mana kita nak pilih seseorang yang terbaik sebagai orang paling kita sayang?. Macam manajuga kasih sayang itu nak berkekalan?
Cikgu : Oh, awak nak tahu ke?.Emmm...baiklah, sekarang kamu buat apa yang saya suruh. Ikut je ye...mungkin kamu akan dapat apa jawapannya.
Pelajar : Baiklah...apa yang saya harus buat?
Cikgu : Kamu pergi ke padang sekolah yang berada di luar kelas sekarang juga. Kamu berjalan di atas rumput di situ dan sambil memandang rumput di depan kamu, pilih mana yang PALING cantik tanpa menoleh ke belakang lagi walaupun sekali. Dan kamu petiklah rumput yang PALING cantik yang berada di depan kamu tersebut dan selepas itu bawa balik ke kelas.
Pelajar : Ok. Saya pergi sekarang dan buat apa yang cikgu suruh. Apabila pelajar tersebut balik semula ke kelas, tiada pun rumput yang berada di tangannya. Maka cikgu pun bertanya kepada pelajar tersebut.
Cikgu : Mana rumput yang cikgu suruh petik?
Pelajar : Oh, tadi saya berjalan diatas rumput dan sambil memandang rumput yang berada di situ, saya carilah rumput yang paling cantik. Memang ada banyak yang cantik tapi cikgu kata petik yang paling cantik maka saya pun terus berjalan ke depan sambil mencari yang paling cantik tanpa menoleh ke belakang lagi. Tapi sampai di penghujung padang , saya tak jumpa pun yang paling cantik. Mungkin ada di antara yang di belakang saya sebelum itu tapi dah cikgu cakap tak boleh menoleh ke belakang semula, jadi tiadalah rumput yang saya boleh petik.
Cikgu : Ya, itulah jawapannya. Maknanya, apabila kita telah berjumpa dengan seseorang yang kita sayang, janganlah kita hendak mencari lagi yang lebih baik daripada itu. Kita patut hargai orang yang berada di depan kita sebaik-baiknya. Janganlah kita menoleh ke belakang lagi kerana yang berlaku tetap dah berlaku. Dan semoga yang berlalu tidak lagi berulang. Jika kita berselisih faham dengan orang yang kita sayang itu, kita boleh perbetulkan keadaan dan cuba teruskan perhubungan tersebut walaupun banyak perkara yangmenggugat perhubungan tersebut. Dan ingatlah orang yang kita sayang itulah kita jumpa paling cantik dan paling baik pada MULAnya walaupun nak ikutkan banyak lagi yang cantik dan baik seperti rumput tadi. KECUALILAH jika perhubungan tersebut tak boleh diselamatkan lagi, maka barulah kita mulakan sekali lagi. Maka sayangilah orang yang berada di depan kita dengan tulus dan ikhlas.

diamku

Diamku …..
Tidak bisa mencairkan pertanyaan yang berbuku di sanubari,
Menjadi kumpulan bebatu tasik di kolam rasa,
Semakin lama diam ku tak mampu dipertahankan lagi,
Taatkala pelbagai warna warni kehidupan tercipta.

Dengan rimbunan pepohon kasih yang redup,
Disebalik hembusan sang bayu yang membelai,
Menerobos hingga ke kalbu.

Biar pun sinaran mentari hangat terasa,
Ianya menyegarkan segala kehidupan yang tercipta,
Rimbunan dedaunan yang luruh,
Terukir kata-kata sayang yang ditaburkan ,
Tanpa dipinta sebalik kegirangan fuad.

Aku hanya dapat merasakan ,
Tanpa mampu berkata walau sepatah,
Bicara yang diuntaikan menyegarkan rerumput gembira
Yang tumbuh melata,
Suara yang menyemarakkan impian ,
Setiap kezulmatan waktu tiba.

Taatkala menghitung lamunan pada lelangit kamar,
Terpancar sinaran pelangi yang datang dalam gelita,
Terasa malam terlalu singkat Untuk dinikmati …..

Syukur pada Ilahi kehadiran anugerah rasa,
Untuk dinikmati dan dihayati dengan sepenuh jiwa,
Sesungguhnya segala anugerah yang dikurniakan cuma sementara,
Hanya doa dan tawakalku padaNya bisa kuserahkan…
Ingin sekali kudekatiNya persembahkan rayuanku,
Agar anugerahNya mampu dirasai
Hingga ke akhir hayatku dengan izinNya.

tentang CINTA

Anakku, begitu sering kau bicara tentang cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan. Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama… Apakah benar begitu, anakku?

“ANAKKU, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?” Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik setiap hikmah yang menyemburat seperti cahaya.

Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu untuk nanti, karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.Lihat batang bunga mawar itu. Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum. Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.

Anakku, begitu sering kau bicara tentang cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan. Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama… Apakah benar begitu, anakku?

Mungkin di desamu kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati. Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya. Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.

Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa. Ketika dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.

Kau punya sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi. Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.

Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf? Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhluk-Nya yang seperti ini, meskipun mereka bersujud atau menghina-Nya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.

Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.

Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cinta-Nya. Dia mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahmaniyyah) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang menyembah-Nya dan manusia yang menghina-Nya, semua diberi-Nya kehidupan. Kekuasaan-Nya ada di setiap yang hidup. Dia tidak meninggalkan makhluk-Nya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya. Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembah-Nya saja, maka Dia pilih kasih, Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaan-Nya. Itulah True Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan. Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu. Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.

Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love. Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau lihat “Ya Allah! Ini ciptaan-Mu, sungguh cantiknya. Ini kebaikan-Mu yang kau sematkan dalam dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan, kau lihat pancaran Cahaya-Nya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat. Ketika kau melihat makanan, kau bilang “Ya Allah, ini makanan dari-Mu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupan-Nya yang mewujud dalam diri kucing itu.

Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau belum mengerti.
Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di titik pusat itu. Cintamu langsung melihat Dia.

Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahaya-Nya. Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan tampak kehindahan di dalamnya, dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.

Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri sajalah yang akan memancarkan cahaya-Nya. Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda. Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri. Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu? Apakah Dia sudah membenarkan pengakuanmu? Ketika kau bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat ke-”akbar”-an Dia dalam setiap yang kau lihat?

Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang. Jalanmu menuju keber-”Islam”-an masih jauh di depan. Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepada-Nya untuk membukanya. Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu. Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakkal-lah. Insya Allah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.

Semoga Allah membimbingmu, anakku.

Monday, August 17, 2009

Graduation Day



happy to unhappy




at the begining, its all look great


anything...


happy as i have the best family








tetapi, apabila semuanye sudah klua dri SITC, everything is not right.....
hanya penulis saja yang tahu....by the way, i will not forget the moment for the rest of my life...
THANX TO ALL OF YOU

memang SAYANG


Bila kita syg org tu....Kita terima je apa yg org tu kata....Tp bila dia kata kita?....Hati kata takpe semua manusia tak sempurna..Bila kita syg org tu....Kita tunggu dia lama pun x per....Tp bile dia tunggu kita??? ....Dia marah2...Hati kata ala..adatlah ada yang menunggu dan ditunggu..Bila kita syg org tu....Kita x tido pun x pe janji layan dia yg tgh bosan,Tp bila kita bosan, ada dia layan kita???....Hati kata x pe dia bz kot..Bila kita syg org tu....Kita gaduh ngan dia, kita diam je....Tp dia heboh 1 dunia....Ati kate x pe, dia tension tu..Bila kita syg org tu....Kita call nak cakap dgn dia....Tp dia gayut dgn org lain..Bila jd camtu,Hati kata x pe, dia ada hal nak cakap dgn kwn dia..Bila kita syg org tu....Kita bercerita dgn dia, cerita ngan tunggul lg baik....Tp biler dia bercerita ngan kita..Kita dgr, sepatah2 kita ingat....Hati kata x pe syg katakan..Bila kita syg org tu....Kita n dia lapar...Tp kita bg semua roti kita kat dia....Hati kata, ala jagalah hati dia, sian dia..Bila kita syg org tu....Kita sanggup bg dia rest bila dia letih,Tp bila kita letih, dia nak jugak kita layan dia bila dia bosan..Adil ke? Hati kata, ala bukan selalu pun..Bila kita syg org tu....Kita jadi macam org gila bila dgr dia sakit,Tp bila kita sakit, dia siap boleh kuar ngan kwn2 dia...Hati kata, ala x pe..x kn dia nak berkepit ngan kita 24 jam..Bila kita syg org tu....Kita x penah pentingkan diri sendiri....Tp dia hpokrit tahap cipan gaban...Ati kata x per, dia mmg camtu kena lah terima..Bila kita syg org tu....Kita x sanggup tgk dia derita....Tp dia x prnh hargai diri kita,Hati kata, tau x betapa kita sygkan dia??Bila kita syg org tu....Kita sanggup tinggalkn dia selama2nya utk dia bahagia.....Tp adakah dia tahu pengorbanan kita??Ati kata, x pe..janji dia bahagia......

Friday, August 14, 2009

dididi proprotonton ctctct

pada 10 Ogos seperti dijangka,
kami @ sy, liz, Jes, ana n hanbuat perjumpaan
BUKAN DATING
n
BUKAN MEETING....

tapi kitorang mmg saje2 nk jumpe
mule2 jumpe kat pekan TANJUNG MALIM..
pastu,liz selaku pemandu kami pd hari itu
dgn sebaik2 x-rumetku dulu itu pun
terus bw kmi ke kampus UPSI...

ape kes?
utk ape?
buat ape ke sane lgi?

rupe2nye bru kami tersedar
kami masih rindukan UPSI
sbnrnye kami nk ambik jubah utk KONVO..
kami pon try2 jubah tu...
xde saiz S....cet
sume org excited

inilah antara pose2 kami yg sempat diposkan

gamba di atas merupakan koleksi liz..
lps try2, p audi...utk tempah gamba

sy tempah gamba yg ade "TEXTSURE"(ooops tersasul)..

then(aish terspeaking pulak),
kami meneruskan perjlnan
ke PROTON CITY





lps berpenat lelah melihat

keindahan alam yg terbentang luas

dan melihat panorama alam yg X mungkin ditemui itu lgi,

kami keletihan n kedahagaan..

"BUKAN DAHAGAKAN KASIH SYG"

no no no....jgn slh faham

pastu, kami melencong ke RESTORAN TANJONG

ish3...bknnye nk g raptai....

minum2 air sejuk je....

bile dah abis sembang2...

terus kami pulang ke rmh msing2

sy blik dgn Jes...nek bas

~END OF THE STORY~